Pada hari Jum’at 22 Mei 2015 lalu tepatnya sekitar jam 8 malam, saya berangkat dari rumah menuju ke Terminal Kampung Rambutan. Jam 9 saya sampai Terminal Kampung Rambutan setelah bermacet-macetan dijalan dan berdesak-desakan di Kopaja 57 sambil menggendong carrier yang cukup berat.

Saya menunggu teman-teman saya yang lainnya, sekitar jam 11 malam akhirnya semuanya telah berkumpul dan kami pun bersiap-siap untuk berjalan menuju bus yang telah menunggu kami. Saya dan 46 orang lainnya telah siap melakukan perjalanan ke Garut, di Garut ada tempat yang kami tuju yaitu Gunung Papandayan.
Tak terasa sudah 4 jam lebih kami diperjalanan dan akhirnya pun sampai di Garut, tepatnya di SPBU (saya lupa nama SPBU-nya), disini kami sholat subuh sekaligus beristirahat sejenak karena lelahnya perjalanan.

Setelah semuanya telah siap untuk berangkat kembali, kami pun bersiap-siap untuk naik ke mobil pick-up, dibutuhkan 3 mobil pick-up untuk mengangkut 47 orang beserta carriernya yang besar-besar. 2 jam perjalanan dari SPBU untuk sampai ke pintu masuk Gunung Papandayan. Disitu kami melakukan pembayaran dan surat izin untuk masuk ke dalam.

Kami pun beristirahat kembali untuk bersiap-siap memulai perjalanan mendaki ke gunung, sekitar jam 10 pagi kami berangkat dan melewati jalanan berbatu dan tanah yang cukup licin. Cukup melelahkan karena kami sempat beberapa kali beristirahat saat diperjalanan. Untuk membantu meningkatkan stamina, kami memakan madu rasa, coki-coki dan permen karet agar tidak terlalu lelah.

Hampir 3 jam kami mendaki hingga sampai ke Pondok Salada tempat dimana kami akan membangun tenda, sekitar jam 3 sore kami memulai untuk masak makan siang. Setelah makan siang kami mencari ranting-ranting untuk membuat api unggun saat malam hari. Saat malam hari tiba, dinginnya angin mulai terasa, saya cukup menggigil mungkin ini karena pertama kali saya berada di atas gunung.

Paginya sekitar jam 8 pagi kami bersiap untuk menuju ke Hutan Mati dan Tegal Alun. Di Hutan Mati kita dapat melihat pohon-pohon yang telah kering/mati karena hawa panas saat gunung ini meletus, dan juga dapat melihat keindahan beberapa gunung lainnya.

Di Tegal Alun kita akan menemukan ladang Edelweis, dimana-mana yang ada hanyalah Edelweis dan Edelweis. Hampir 1 jam kami di Tegal Alun dan akhirnya bersiap-siap untuk turun kembali ke tempat camp kami.


Setelah sampai di camp/Pondok Salada, kami bersiap-siap untuk masak makan siang sebelum kembali turun ke pintu masuk dan kembali ke Jakarta.